krupuk

Kita semua mencari... Looking for something in life. Bahkan saat kita sudah menemukannya, kita masih tetap mencari. This is the blog of my searching...

Tuesday, August 28, 2007

Seperti waktu

seperti siang aku merindu malam
seperti malam aku songsong pagi
seperti hidup aku mencium harum
seperti normal aku hidup sendiri

sepertinya aku hanya menunggu
saat hari membawa pulang kamu

lulu, goethe-institut jakarta, 17.19 wib, 28 Agustus 2007

Tuesday, August 14, 2007

Puisi-Puisi SMS

Sumedang - Surabaya

terik temani siang
datang bulan temani nyeri
ibu tua penjaga warung temani aku
memori dingin pagi Sumedang temani jalanan sesak jelang sore Surabaya

lulu, 14.23, 29 Juli 2007


Perbincangan RA Kosasih dengan Beng Rahadian

sebuah ode mengalun sesore ini
nyanyian sang legenda kepada pewarisnya
indah, merdu, penuh warna
aku terdiam jadi saksi

lulu, 16.02, 5 Agustus 2007


Aku Menyerah

kepada malam-malam yang penuh penantian
kepada angan yang selalu kesiangan
bahkan kepada hari biasa yang terlalu biasa
aku menyerah...

lulu, 9.13, 7 Agustus 2007


'...'

ilusi itu melaju
lahap telan ide-ide kami
tanpa belas pancung logika kami dengan ego mereka
hingga luluh lantak
tapi kami masih punya hati
tak kan kami biarkan ia terampas
dan kami akan pergi bersama nurani
yang tak pernah bisa mereka dengar

lulu, 23.10, 13 Agustus 2007

Friday, August 03, 2007

Terlalu Banyak Kebetulan... Too Many Coincident

Apa yang akan terjadi kalau terlalu banyak kebetulan terjadi pada kurun waktu berdekatan?
What's going to happen if there are many coincidents in one moment?

Apakah kita akan percaya bahwa ini hanya kebetulan belaka ataukah hal ini merangkai suatu fakta baru yang belum terungkap?
Will we believe it's just a coincident or will it lead us to uncover a new fact?

Kemana akan kita temukan fakta itu kalau yang kita punya hanyalah serangkaian kebetulan?
Where will we find that fact if what we have is just a series of coincident?

Apakah salah menyimpan kegelisahan ini?
Is it wrong to keep this anxiety?

Apakah salah mempertanyakannya?
Is it wrong to question it?

Apakah bisa kita berdamai dengan cara percaya bahwa ini hanyalah sekedar kebetulan?
Can we make peace by believing that this is just purely coincident?

Apakah seumur hidup kita hanya bisa percaya dan menerima?
Are we going to spend the rest of our life believing and accepting it?

lulu, at home, 15.30, August 1, 2007